Jumat, 20 Oktober 2017

tugas seni budaya


1.Menjelaskan asal mula teater

Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis théâtre, kata teater sendiri berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton"). Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti luas adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti sempit, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

·         Arti Drama


  1. Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.
  2. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.
  3. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.

·         Arti Teater


  1. Secara etimologis: Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
  2. Dalam arti sempit: Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
  3. Dalam arti luas: Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media yaitu percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.

·         Unsur-Unsur Dalam Teater


Pemeran

  Pemeran merupakan orang yang memerankan tokoh tertentu. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama, peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.

Sutradara

  Sutradara adalah seseorang yang memimpin jalanya sebuah produksi, dari pra produksi sampai pascaproduksi. Baik dari segi kreatif maupun teknis, dengan menggunakan sistem single kamera maupun multi kamera, di dalam ruangan atau di luar ruangan.

Properti

   Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater. Contohnya kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain-lain

Penataan

   Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
1. Tata Rias adalah cara mendadandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih meyakinkan atau lebih menonjolkan karakter tokoh teater tersebut.
2. Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian sekolah berbeda dengan pakaian harian.
3. Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung.
4. Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

·         Akting Yang Baik

Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.

Dialog

Dialog yang baik ialah dialog yang:

  • Terdengar (volume baik)
  • Jelas (artikulasi baik)
  • Dimengerti (lafal benar)
  • Menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

Gerak

Gerak yang baik ialah gerak yang:

  • Terlihat (blocking baik)
  • Jelas (tidak raguragu, meyakinkan)
  • Dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
  • Menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

o    Improvisasi


Improvisasi dalam keaktoran ialah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Biasanya terjadi secara serta merta karena di dukung oleh kondisi dan keadaan. Improvisasi bersifat spontan dan refleks. Biasanya di lakukan untuk mencairkan suasana, menutupi kesalahan, atau sebagai pengisi waktu jeda. Meski secara pengertian, definisi improvisasi dalam kehidupan dan dalam kesenian hampir sama, namun ada sedikit beda dalam hal yang di lakukan. Improvisasi membutuhkan spontanitas, kreatifitas, daya cipta, daya khayal serta kepiawaian dalam menguasai keadaan. Tapi tidak selamanya improvisasi berhasil menghadirkan hal-hal positif. Terkadang ada improvisasi yang gagal, di mana bukannya memperbaiki situasi malah memperkeruh suasana. Terlalu banyak melakukan improvisasi juga akan terkesan overacting.

Sumber ; https://id.wikipedia.org/wiki/Teater


2.  Menjelaskan teater zaman yunani

Teater di Zaman Yunani Kuno

Di zaman Yunani kuno, sekitar tahun 534 SM, terdapat 3 (tiga) bentuk drama, yaitu ;

  1. Tragedi, yaitu drama yang menggambarkan atau menceritakan kejatuhan sang pahlawan, biasanya ditunjukkan bahwa kejatuhan tersebut dikarenakan oleh nasib dan kehendak dewa, sehingga menimbulkan belas kasihan dan rasa ngeri
  2. Komedi, yaitu  drama yang berisi ejekan atau sindiran terhadap orang-orang yang berkuasa, tentang kesombongan maupun kebodohan mereka.
  3. Satyr, yaitu drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib karakter tragedi.


Tokoh drama tragedi yang sangat terkenal adalah; Aeschylus (525 – 456 SM), Sophocles (496 – 406 SM), dan Euripides (480 – 406 SM). Tokoh drama komedi bernama; Aristophanes (446 – 386 SM). Beberapa hasil karya mereka masih tersimpan hingga sekarang. Dan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia. Di antaranya; Prometheus Bound (Belenggu Prometheus) karya Aeschylus, Oedipus Rex, Oedipus Di Colonus, dan Antigone, karya Sophocles. Terjemahan Rendra, Hippolytus karya Euripides dan Lysistrata, karya Aristophanes. Terjemahan Rendra. Drama- drama ini dibahas oleh Aristoteles dalam karyanya yang berjudul Poetic.


Sumber; http://sma-senibudaya.blogspot.co.id/2014/09/teater-di-zaman-yunani-kuno.html


3.  Menjelaskan teater zaman romawi 
Sejarah Teater Romawi Klasik Ciri Panggung dan Pementasan 
 
Teater Romawi Klasik - Setelah tahun 200 Sebelum Masehi kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu juga Teater. Namun mutu teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani. Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada Zaman  Renaissance. Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM (Brockett, 1964). Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani.


Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun memiliki kebaruan-kebaruan  dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat.



Romawi dengan ciri-ciri sebagi berikut. 

  • Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan. 
  • Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.  
  • Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah. 
  • Karakteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya. 
  • Seluruh adegan terjadi di rumah,  di jalan, dan di halaman. 





Bentuk-bentuk pertunjukan yang terkenal di Zaman Romawi klasik adalah:


Tragedi.  Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca (4 SM - 65 M) dengan ciri-ciri sebagai berikut. 

  • Plot cerita terdiri dari 5 babak dengan struktur cerita yang terperinci jelas. 
  • Adegan berlangsung dalam ketegangan tinggi. 
  • Dialog ditulis dalam bentuk sajak. 
  • Tema cerita seputar hubungan antara alam kemanusiaan dan alam gaib. 
  • Menggunakan teknik monolog, bisikan-bisikan pada beberapa tokoh penting yang mengungkapkan isi hati. 

Farce Pendek.  Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang terkenal. Bentuk pertunjukan teater tertua pada Zaman Romawi Klasik  ini ciri-cirinya adalah sebagai berikut. 

  • Selalu menggunakan tokoh yang sama dan sangat tipikal, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu. 
  • Plot cerita  berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut di mana musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga   jalannya cerita. 
  • Menggunakan latar suasana  alam pedesaan.   

 Mime. Mime muncul di Zaman Yunani sekitar abad 5 SM dan kemudian masuk Romawi sekitar tahun 212 SM dengan ciri-cirinya adalah: 

  • Banyak terdapat adegan-adegan lucu, singkat, dan improvisasi. 
  • Tokoh wanita dimainkan oleh pemain wanita. 
  • Para pemainnya tidak mengenakan topeng. 
  • Cerita yang dibawakan bertema perzinahan, menentang sakramen, dan upacara gereja. 

   Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti  dengan kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta  munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.  

Sumber ; http://www.latarbelakang.com/2013/09/sejarah-teater-romawi-klasik.html


4.  Menjelaskan teater abad pertengahan

Teater Abad Pertengahan


Dalam tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama-drama dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta, yang disebut pegeant, dan ditarik keliling kota. Bahkan kini pertunjukan jalan dan prosesi penuh warna diselenggarakan diseluruh dunia untuk merayakan berbagai hari besar keagamaan. Para pemain drama pageant menggunakan tempat dibawah kereta untuk menyembunyikan peralatan. peralatan ini digunakan untuk efek tipuan, seperti menurunkan seorang aktor dari atas ke panggung.  Para pemain pegeant memainkan satu adegan dari kisah dalam Alkitab, lalu berjalan lagi. Pegeant lain dari aktor-aktor lain untuk adegan berikutnya, menggantikannya. Aktor-aktor pegeant seringkali adalah para perajin setempat yang memainkan adegan yag menunjukan keahlian mereka.Orang berkerumun untuk menyaksikan drama pegeant religius di Eropa. drama ini populer karena pemainnya berbicara dalam bahasa sehari-hari, bukan bahasa Latin yang merupakan bahasa resmi gereja-gereja Kristen.


Ciri-ciri  teater abad Pertengahan adalah sebagai berikut:
 

§  Drama dimainkan oleh aktor-aktor yang belajar di universitas sehingga dikaitkan dengan masalah filsafat dan agama.

§  Aktor bermain di panggung di atas kereta yang bisa dibawa berkeliling  menyusuri jalanan

§  Lirik-lirik dialog drama menggunakan dialek atau bahasa

§  Drama banyak disispi cerita kepahlawanan yang dibumbui cerita percintaan.

§  Drama diaminkan di tempat umum dengan memeungut bayaran.

§  Drama tidak memiliki nama pengarang


Sumber ; http://nolteater.blogspot.co.id/2012/09/asal-mula-teater-waktu-dan-tempat_28.html


5.  Menjelaskan teater zaman renaissance

· Teater Zaman Renaisance Di Ingggris (th. 1500 M – th.1700 M)



Kejayaan teater di zaman Yunani kuno lahir kembali di zaman Renaissance di Inggris. Disana muncul dramawan-dramawan besar seperti yang paling terkenal hingga sekarang adalah Williams yang lahir pada tahun 1564 dan wafat pada tahun 1616). Beberapa karyanya diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, di antaranya; Romeo & Juliet, Hamlet, Prahara, Machbeth, dll.


·         Teater Zaman Renaisance Di Perancins (th. 1500 M – th.1700 M)


Bangsa Perancis juga tidak ketinggalan, mereka mengambil hikmah dari kejayaan teater Yunani kuno. Mereka menamakannya sebagai “neo klasik” yang berarti klasik baru. Di mana mereka kemudian memberi jiwa baru kepada gaya klasik Yunani kuno. Yaitu gaya yang lebih halus, anggun dan mewah. Di zaman itu muncullah Moliere yang lahir pada tahun 1622 M dan wafat pada tahun 1673 M.

Sebagaimana Williams Shakespeare, Moliere juga mengarang dan mementaskan hasil karyanya sendiri, sekaligus menjadi pemeran utamanya. Beberapa karya Moliere juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya: Dokter Gadungan, Si Bakhil, Akal Bulus Scapin, dan lain-lain.

Sumber ; http://sma-senibudaya.blogspot.co.id/2014/09/teater-zaman-renaisance-di-ingggris-dan.html


6.  Menjelaskan teater zaman Elizabethan
  
Teater Zaman Elizabeth 


Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk dihampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun disekitarnya.salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung 3.000 penonton. Penonton yang mampu membeli tiket duduk di sisi-sisi panggung. Mereka yang tidak mampu membeli tiket berdiri di sekitar panggung.


Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama terkenal dari inggris yang hidup dari tahun 1564 sampai tahun1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Ia biasanya menulis dalam bentuk puisi atau sajak. Beberapa ceritanya melakukan monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ia menulis 37 drama dengan berbagai tema, mulai dari pembunuhan dan perang sampai cinta dan kecemburuan. Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah


§  Pertunjukan dilaksanakan sian g hari dan tidak mengenal waktu istirahat.

§  Tempat adegan ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.

§  Tokoh wanita dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.

§  Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.

§  Menggunakan naskah lakon.

§  Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan.


Sumber ; http://nolteater.blogspot.co.id/2012/09/asal-mula-teater-waktu-dan-tempat_28.html


7.  Menjelaskan teater abad 17


Teater abad 17 di Spanyol dan Perancis


Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira-kira tahun 1400 maka drama dijadikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama  berkembang di Spanyol.Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama. Pertunjukan yang berkembang adalah Autos Sacramentales dengan ciri ciri antara lain:

  • Tokoh-tokoh dalam cerita adalah tokoh simbolik, misalnya si Dosa, Si Bijaksana dipertemukan dengan tokoh supranatural dan manusia biasa dengan cerita berdasarkan  kehidupan sekuler maupun ajaran-ajaran gereja.
  • Dipertunjukkan di atas kereta kuda (2 tingkat) yang dinamai carros. Kereta-kereta kuda tadi juga membawa setting.
  • Pertunjukan dilakukan oleh rombongan profesional yang selalu berhubungan dengan gereja
  • Pertunjukannya selalu diselingi tarian dan interlude Farce pendek.

Unsur Farce berdampak masuknya sekularisme dalam drama Autos dan berakibat gereja  melarang Autos pada tahun 1765 karena merajalelanya semangat Farce dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama.

Drama di luar gereja  yaitu drama sekuler juga berkembang pesat. Pada tahun 1579 telah berdiri gedung permanen di Madrid. Bentuk gedung teater ini mirip dengan Elizabethan di Inggris. Pelopor drama sekuler di Spanyol ialah lope de rueda (1510-1565). Ia dramawan, aktor dan produsen yang mendirikan gedung teater permanen di Spanyol. Tetapi profesionalisme dalam teater  baru berkembang setelah kematiannya tahun 1580-an 
.

Pada abad 17  Teater di Perancis menjadi  penerus teater abad pertengahan, yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial dan ritual kemasyarakatan. terdapat kecenderungan menulis naskah yang menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar. Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrim dalam mengembangkan bentuk baru tragedi klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat, dan santun. Lahirlah Klasisme baru atau neo klasik yang  memiliki konvensi sebagai berikut:

  • Mengikuti dan memahami konsep pembuatan naskah klasik,
  • Menjaga kemurnian tipe drama,
  • Setia kepada kaidah klasik,
  • Berorientasi pada fungsi drama,
  • Menitikberatkan pada konsep tentang kebenaran dan moral kebaikan,
  • Setia kepada keutuhan  waktu, tempat,  dan peristiwa,
  • Hanya mengakui dua bentuk drama yaitu tragedi dan komedi,

·       Konsep Neoklasik mengajarkan tentang kebenaran.


Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/


8.  Menjelaskan teater zaman restorasi


Teater  Restorasi di Inggris


Zaman restorasi adalah zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater.  Segala bentuk teater dilarang.Namun setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali teater. Adapun ciri- ciri teater pada zaman restorasi adalah:

  • Tema cerita bersifat umum dan penonton sudah mengenalnya.
  • Tokoh wanita diperankan oleh Pemain wanita
  • Penonton tidak lagi semua lapisan masyarakat, tetapi hanya kaum menengah dan kaum atasan,
  • Gedung teater  mencontoh gaya Italia.
  • Pertunjukan diselenggarakan di  gedung  proscenium diperluas dengan menambah area yangdisebut apron.sehingga terjadi komunikasi yang intim antara pemain dan penonton. .
  • Setting panggung bergambar perspektif dan  lebih bercorak umum, misalnya taman atau istana.

Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/



9.  Menjelaskan teater abad 18


Teater Abad 18

Di abad ke 17, teater Italia memiliki struktur-struktur bangunan dan panggung-panggung arsitektural. Panggung-panggung itu dihiasi  setting-setting perspektif yang dilukis.Letak panggung dipisahkan dengan  auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak terdapat pemain  wanita dalam pementasan teater mereka. Tradisi tersebut berlangsung sampai kira-kira 1587. Di abad ke 17, perusahaan-perusahaan seni peran Perancis dan Inggris mulai menambahkan wanita ke dalam rombongan-rombongan pertunjukan mereka. Di Amerika, teater kolonial baru mulai muncul. Mereka menggunakan sandiwara-sandiwara dan aktor-aktor Inggris. Abad ke 18 adalah masa agung pertama teater untuk kaum bangsawan.


Pada abad 18 teater di Perancis dimonopoli oleh pemerintah dengan Comedie Francaise-nya. Secara tetap mereka mementaskan komedi dan tragedi, sedangkan bentuk opera, drama pendek dan burlesque dipentaskan oleh rombongan teater Italia : Comedie Italienne yang biasanya mementaskan di pasar-pasar malam. Sampai akhir abad XVIII Perancis menjadi pusat kebudayaan Eropa. Drama Perancis yang neoklasik menjadi model di seluruh Eropa.  Kecenderungan neoklasik menjalar ke seluruh Eropa.


Selama abad18 Italia berusaha mempertahankan bentuk Commedia Dell’arte. Penulis besarnya ialah Carlo Goldoni. Karya-karyanya berupa komedi yang kebanyakan agak sentimental tetapi tergolong bermutu. Penulis naskah yang lain adalah Carlo Gozzi. Ia tidak meneruskan tradisi dell’arte tetapi menciptakan sendiri komedi-komedi fantasi dengan adegan-adegan penuh improvisasi. Commedia dell’arte sendiri mulai merosot dan tidak populer di Italia pada akhir abad XVIII. Sedang dalam tragedi, penulis Italia abad itu yang menonjol hanya Vittorio Alfieri.


Teater di Jerman sudah berkembang pada zaman Renaissance (1500-1600) meskipun dalam bentuk yang belum sempurna, inilah sebabnya teater Jerman tak berbicara banyak di Eropa sampai tahun 1725. Teater Jerman dengan model Comedie Francaise, menciptakan  suatu organisasi teater paling baik di Eropa pada akhir abad XVIII sejak itu gerakan teater Jerman berpaling dari ide neoklasik kepada aliran romantik.


Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/



10.     Menjelaskan teater awal abad 19

Teater Awal Abad ke 19


Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Perancis . Revolusi perancis — yang berhasil mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat Perancis –menghadirkan gerakan baru di dunia teater yang mendorong terciptanya formula penulisan tema dan penokohan dalam naskah lakon.


Ciri-ciri pertunjukan teater Romantik adalah:

  • menggunakan naskah dengan struktur yang bersifat longgar dengan karakter tokoh yang berubah-ubah di setiap episode. Setiap bagian
  • Plot  cerita memiliki episodenya sendiri (plot episodik)

  • Inti cerita adalah masalah kebebasan . Memberontak pada fakta dan aturan yang bersifat klasik.
  • Membawakan cerita kesejarahan yang memuat adegan perang, pemberontakan, pembakaran istana, perang tanding dan sebagainya.
  • Panggung dihiasi dengan gambar-gambar yang sangat indah.
  • Setting perspektif diganti dengan lukisan untuk layar sayap panggung dan sayap belakang dan bentuk skeneri ditampilkan bergantian.

Di awal abad ke 19, sebuah pergerakan teater besar yang dikenal dengan Romantik mulai berlangsung di Jerman. August Wilhelm Schlegel adalah seorang penulis Roman Jerman yang menganggap Shakespeare adalah salah satu dari pengarang naskah lakobn terbesar dan menerjemahkan 17 dari naskah lakonnya. Penggemar besar Shakespeare lain adalah Ludwig Tiecky yang sangat berperan dalam memperkenalkan karya-karya Shakespeare kepada orang-orang Jerman. Salah satu lakon tragedinya adalah Kaiser Octaveous. Pengarang Jerman lainnya di awal abad ke 19 antara lain, Henrich von Kleist yang dikenal sebagai penulis lakon terbaik jaman  itu, Christian Grabbe yang menulis Don Jaun dan Faust, Franz Grillparzer yang dipandang sebagai penulis lakon serius pertama Austria, dan George Buchner yang menulis Danton’s Death dan Leoce & Lena


Di Inggris, pergerakan Romantik dipicu oleh naskah lakon karya Samuel Taylor Coleridge, Henry James Byron, Percy Bysshe Shelley, dan John Keats. Dengan naskah lakon seperti, Remorse karya Coleridge, Marino Fanceiro karya Byron, dan The Cinci karya Shelley. Inggris menjadi berpengaruh kuat dalam mempopulerkan aliran Romantik. Di Perancis,  Victor Hugo menulis Hernani ( tahun 1830) . The Moor of Venice adalah naskah lakon yang ditulis oleh Alfred de Vigny yang  merupakan  adaptasi Othello. Alexandre Dumas pere menulis lakon Henri III and his Court dan Christine . Alfred de Musset menulislakon A Venician Night dan No Trifling With Love.

Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/



11.     Menjelaskan teater abad 19

  Teater Abad 19 dan Realisme


Banyak perubahan  terjadi di Eropa  pada abad ke 19. karena  Revolusi Industri. Orang-orang berkelas  pindah ke kota dan teater pun  mulai berubah. Bentuk-bentuk baru teater diciptakan untuk pekerja industri seperti Vaudeville (aksi-aksi seperti rutinitas lagu dan tari), Berlesque (karya-karya drama yang membuat subyek nampak menggelikan), dan melodrama (melebih-lebihkan karakter dalam konflik – pahlawan vs penjahat). Sandiwara-sandiwara romantis dan kebangkitan klasik dimainkan di  gedung teater-teater yang megah pada masa itu.  Amerika Serikat masih mengandalkan gaya teater dan lakon Eropa. Di tahun 1820, lilin-lilin dan lampu-lampu minyak digantikan oleh lampu-lampu gas di gedung- gedung teater abad 19. Gedung Teater Savoy di London (1881)  yang mementaskan drama- drama Shakespeare adalah gedung teater  pertama  yang panggungnya diterangi lampu  listrik.


Pada abad 19 di Inggris sebuah  drama kloset atau naskah lakon yang sepenuhnya tidak dapat dipentaskan bermunculan. Tercatat nama-nama penulis drama kloset, seperti Wordswoth, Coleridge, Byron, Shelley, Swinburne, Browning, dan Tennyson. Baru pada akhir abad 19  teater di Inggris juga menunjukkan tanda-tanda kehidupan dengan munculnya Henry Arthur Jones, Sir Arthur Wing Pinero, dan Oscar Wilde. Juga terlihat kebangkitan  pergerakan teater independen yang menjadi perintis pergerakan “Teater Kecil” yang  nanti di abad ke 20 tersebar luas, misalnyai Theatre Libre Paris, Die Freie Buhne Berlin, independent Theater London dan Miss Horniman’s Theater Manchester yang mana Ibsen, Strindberg, Bjornson, Yeats, Shaw, Hauptmann dan Synge mulai dikenal masyarakat. Selama  akhir abad 19 di Jerman muncul dua penulis lakon kaliber  internasional yaitu Hauptmann dan Sudermann. Seorang doktor Viennese, Arthur Schnitzler, menjadi dikenal luas di luar tempat asalnya Austria dengan naskah lakon yang ringan dan menyenangkan berjudul Anatol. Di Perancis, Brieux menjadi perintis teater realistis dan klinis. Belgia menghasilkan Maeterlinck.  Di Paris, Cyrano de Bergerac, karya Edmond Rostand. Sementara itu di Italia Giacosa menulis lakon  terbaiknya yang banyak dikenal, As the Leaves, dan mengarang syair-syair untuk opera, La Boheme, Tosca, dan Madame Butterfly. Verga menulis In the Porter’s Lodge, The Fox Hunt, dan Cavalleria Rusticana, yang juga lebih dikenal melalui opera Muscagni;.Penulis lakon Italia  abad 19 yang paling terkenal adalah, Gabriel d’Annunzio, Luigi Pirandello dan Sem Benelli dengan lakon berjudul  Supper of Jokes yang dikenal di Inggris dan Amerika sebagai The Jest. Bennelli  dengan lakon Love of the Three Kings-nya dikenal di luar Italia dalam bentuk opera. Di Spanyol Jose Echegaray menulis The World and His Wife; Jose Benavente dengan karyanya Passion Flower dan Bonds of Interest dipentaskan di Amerika; dan Sierra bersaudara dengan naskah lakon  Cradle Song menjadi penghubung   abad ke 19 dan 20, seperti halnya Shaw, Glasworthy, dan Barrie di Inggris, serta Lady Augusta Gregory dan W.B. Yeats di Irlandia.


Sampai abad 19 teater di Amerika dikuasai oleh “Stock Company” dengan sistem bintang. Sebuah rombongan drama lengkap dengan peralatannya serta bintang-bintangnya mengadakan perjalanan keliling. Dengan dibangunnya jaringan kereta api Stock Company makin berkembang (1870). Namun akibatnya juga bahwa seni Teater tersebar luar di seluruh Amerika. Maka muncullah teater-teater lokal. Stock company lenyap sekitar tahun 1900. Sindikat teater berkuasa di Amerika dari tahun 1896-1915. Realisme menguasai panggung-panggung teater Amerika pada  Abad 19. Usaha melukiskan kehidupan nyata secara teliti dan detail ini dimulai dengan pementasan-pementasan naskah-naskah sejarah. Setting dan kostum diusahakan sepersis mungkin dengan zaman cerita. Charles Kenble dalam memproduksi “king john” tahun 1823 (naskah Shakespeare) mengusahakan ketepatan sampai hal-hal yang detail.
 

Zaman Realisme yang lahir pada penghujung abad 19 dapat dijadikan landas pacu lahirnya seni teater modern di barat. Penanda yang kuat adalah timbulnya gagasan untuk mementaskan lakon kehidupan di atas pentas dan menyajikannya seolah peristiwa itu terjadi secara nyata. Gagasan ini melahirkan konvensi baru dan mengubah konvensi lama yang lebih menampilkan seni teater sebagai sebuah pertunjukan yang memang dikhususkan untuk penonton. Tidak ada lagi pamer keindahan bentuk akting dan puitika kata-kata dalam Realisme. Semua ditampilkan apa adanya seperti sebuah kenyataan kehidupan.


Diiringi dengan perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung artistik pentas, Realisme menjadi primadona di dunia barat. Seni teater yang menghadirkan penggal kenyataan hidup di atas pentas ini begitu membius penggemarnya. Para penonton dibuat terhanyut dan larut dalam cerita-cerita yang dimainkan. Pesona semacam ini membuat Realisme begitu berpengaruh dalam waktu yang cukup lama.

Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/



12.     Menjelaskan teater realisme


            Realisme pada umumnya adalah aliran seni yang berusaha untuk mencapai kenyataan dengan ilusi, tentu saja pengambaran kenyataan dalam sebuah seni belum pasti sama dengan yang nyata, kejadian yang sebenarnya terjadi bertahun-tahun namun digambarkan beberapa jam saja, harus berfantasi dan memilih isi-isi pokok-pokok yang penting, melalui karya seorang yang aliran realis mencapai pokok-pokok pada suatu kenyataan yang terjadi meski tidak terlihat seperti kenyataan, drama realis tidak hanya memberikan hiburan-hiburan melulu, tetapi membebaskan problem-problem suatu masa.


Realisme terbagi atas dua macam seperti:

-Realisme sosial

            Biasanya problem social dan phisikologis saling mempengaruhi dan jarang dipisahkan, namun dalam drama realistis masalah social dapat dipisahkan dari masalah phisikologis.

Ciri-cirinya:

1.Peran utama biasanya rakyat jelata.

2.aktingnya wajar seperti yang dilihat dalam hidup keseharian tidak patetis.

Realisme social sering disebut realisme murni atau naturalisme yang apa adanya, perbedaan keduanya yaitu realisme social bernada optimistis, namun dalam pengembangan drama realisme aliran naturalisme kehilangan pengaruhnya.

-realisme psikologis

Ciri-ciri aliran realisme psikologis yaitu:

1.pemain ditekankan pada peristiwa-peristiwa intern/unsur-unsur kejiwaan.

2.secara teknis segala perhatian di arahkan pada akting yang wajar dan tekanan intonasi yang tepat.

3.suasana digambarkan dengan mengunakan perlambang.



13.     Menjelaskan teater abad 20

  Teater Abad 20


Teater telah berubah selama ber -abad-abad. Gedung-gedung pertunjukan modern memiliki efek-efek khusus dan teknologi  baru. Orang datang ke gedung pertunjukan tidak hanya  untuk menyaksikan teater melainkan juga untuk menikmati  musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal-hal  baru. Rancangan-rancangan panggung termasuk pengaturan panggung arena, atau yang kita sebut saat ini, Teater di Tengah-Tengah Gedung.  Dewasa ini, beberapa cara untuk mengekspresikan karakter-karakter berbeda dalam pertunjukan-pertunjukan (disamping nada suara) dapat melalui musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya-gaya pertunjukan realistis dan eksperimental ditemukan dalam teater Amerika saat ini.

Seiring dengan perkembangan waktu. Kualitas pertunjukan Realis oleh beberapa seniman dianggap semakin menurun dan membosankan. Hal ini memdorong para pemikir teater untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah ada. Wilayah jelajah artisitk dibuka selebar-lebarnya untuk kemungkinan perkembangan bentuk pementasan seni teater. Dengan semangat melawan pesona Realisme, para seniman mencari bentuk pertunjukannya sendiri. Pada awal abad 20 inilah istilah teater Eksperimental berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tidak jarang usaha mereka berhasil dan mampu memberikan pengaruh seperti gaya; Simbolisme, Surealisme, Epik, dan Absurd. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh seniman teater modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha tersebut mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan.


Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar