1.Menjelaskan asal mula teater
Teater (bahasa
Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis théâtre,
kata teater sendiri berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti
"tempat untuk menonton"). Teater adalah istilah lain dari drama,
tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks
atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses
pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar,
penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater
disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan dengan dua
cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti luas adalah
sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas
pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis).
Dalam arti sempit, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan
orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
· Arti Drama
- Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.
- Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.
- Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
· Arti Teater
- Secara etimologis: Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
- Dalam arti sempit: Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
- Dalam arti luas: Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media yaitu percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.
· Unsur-Unsur Dalam Teater
Pemeran
Pemeran merupakan orang yang memerankan tokoh tertentu. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama, peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.Sutradara
Sutradara adalah seseorang yang memimpin jalanya sebuah produksi, dari pra produksi sampai pascaproduksi. Baik dari segi kreatif maupun teknis, dengan menggunakan sistem single kamera maupun multi kamera, di dalam ruangan atau di luar ruangan.Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater. Contohnya kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain-lainPenataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:1. Tata Rias adalah cara mendadandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih meyakinkan atau lebih menonjolkan karakter tokoh teater tersebut.
2. Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian sekolah berbeda dengan pakaian harian.
3. Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung.
4. Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.
· Akting Yang Baik
Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.Dialog
Dialog yang baik ialah dialog yang:- Terdengar (volume baik)
- Jelas (artikulasi baik)
- Dimengerti (lafal benar)
- Menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Gerak
Gerak yang baik ialah gerak yang:- Terlihat (blocking baik)
- Jelas (tidak raguragu, meyakinkan)
- Dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
- Menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
o Improvisasi
Improvisasi dalam
keaktoran ialah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Biasanya terjadi secara
serta merta karena di dukung oleh kondisi dan keadaan. Improvisasi bersifat
spontan dan refleks. Biasanya di lakukan untuk mencairkan suasana, menutupi
kesalahan, atau sebagai pengisi waktu jeda. Meski secara pengertian, definisi
improvisasi dalam kehidupan dan dalam kesenian hampir sama, namun ada sedikit
beda dalam hal yang di lakukan. Improvisasi membutuhkan spontanitas,
kreatifitas, daya cipta, daya khayal serta kepiawaian dalam menguasai keadaan.
Tapi tidak selamanya improvisasi berhasil menghadirkan hal-hal positif.
Terkadang ada improvisasi yang gagal, di mana bukannya memperbaiki situasi
malah memperkeruh suasana. Terlalu banyak melakukan improvisasi juga akan
terkesan overacting.
Sumber ; https://id.wikipedia.org/wiki/Teater
2. Menjelaskan
teater zaman yunani
Teater
di Zaman Yunani Kuno
Di zaman Yunani kuno, sekitar tahun 534
SM, terdapat 3 (tiga) bentuk drama, yaitu ;
- Tragedi, yaitu drama yang menggambarkan atau menceritakan kejatuhan sang pahlawan, biasanya ditunjukkan bahwa kejatuhan tersebut dikarenakan oleh nasib dan kehendak dewa, sehingga menimbulkan belas kasihan dan rasa ngeri
- Komedi, yaitu drama yang berisi ejekan atau sindiran terhadap orang-orang yang berkuasa, tentang kesombongan maupun kebodohan mereka.
- Satyr, yaitu drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib karakter tragedi.
Tokoh drama tragedi yang sangat terkenal adalah; Aeschylus (525 – 456 SM), Sophocles (496 – 406 SM), dan Euripides (480 – 406 SM). Tokoh drama komedi bernama; Aristophanes (446 – 386 SM). Beberapa hasil karya mereka masih tersimpan hingga sekarang. Dan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia. Di antaranya; Prometheus Bound (Belenggu Prometheus) karya Aeschylus, Oedipus Rex, Oedipus Di Colonus, dan Antigone, karya Sophocles. Terjemahan Rendra, Hippolytus karya Euripides dan Lysistrata, karya Aristophanes. Terjemahan Rendra. Drama- drama ini dibahas oleh Aristoteles dalam karyanya yang berjudul Poetic.
Sumber; http://sma-senibudaya.blogspot.co.id/2014/09/teater-di-zaman-yunani-kuno.html
3. Menjelaskan
teater zaman romawi
Sejarah Teater Romawi Klasik Ciri Panggung dan Pementasan
Teater
Romawi Klasik - Setelah
tahun 200 Sebelum Masehi kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu
juga Teater. Namun mutu teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani.
Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada Zaman
Renaissance. Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun
240 SM (Brockett, 1964). Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman
Yunani.
Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun memiliki kebaruan-kebaruan dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat.
Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun memiliki kebaruan-kebaruan dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat.
Romawi dengan
ciri-ciri sebagi berikut.
- Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan.
- Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.
- Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
- Karakteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
- Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan, dan di halaman.
Bentuk-bentuk
pertunjukan yang terkenal di Zaman Romawi klasik adalah:
Tragedi.
Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan
adalah karya Lucius Anneus Seneca (4 SM - 65 M) dengan ciri-ciri sebagai
berikut.
- Plot cerita terdiri dari 5 babak dengan struktur cerita yang terperinci jelas.
- Adegan berlangsung dalam ketegangan tinggi.
- Dialog ditulis dalam bentuk sajak.
- Tema cerita seputar hubungan antara alam kemanusiaan dan alam gaib.
- Menggunakan teknik monolog, bisikan-bisikan pada beberapa tokoh penting yang mengungkapkan isi hati.
Farce
Pendek. Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra
dan menjadi bentuk drama yang terkenal. Bentuk pertunjukan teater tertua pada
Zaman Romawi Klasik ini ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
- Selalu menggunakan tokoh yang sama dan sangat tipikal, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu.
- Plot cerita berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut di mana musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga jalannya cerita.
- Menggunakan latar suasana alam pedesaan.
Mime. Mime muncul di Zaman Yunani sekitar abad
5 SM dan kemudian masuk Romawi sekitar tahun 212 SM dengan ciri-cirinya
adalah:
- Banyak terdapat adegan-adegan lucu, singkat, dan improvisasi.
- Tokoh wanita dimainkan oleh pemain wanita.
- Para pemainnya tidak mengenakan topeng.
- Cerita yang dibawakan bertema perzinahan, menentang sakramen, dan upacara gereja.
Teater Romawi merosot setelah bentuk
Republik diganti dengan kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap
setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta munculnya
kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.
Sumber
; http://www.latarbelakang.com/2013/09/sejarah-teater-romawi-klasik.html
4. Menjelaskan
teater abad pertengahan
Teater Abad
Pertengahan
Dalam tahun 1400-an dan 1500-an, banyak
kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen.
Drama-drama dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas
kereta, yang disebut pegeant, dan ditarik keliling kota. Bahkan kini
pertunjukan jalan dan prosesi penuh warna diselenggarakan diseluruh dunia untuk
merayakan berbagai hari besar keagamaan. Para pemain drama pageant menggunakan
tempat dibawah kereta untuk menyembunyikan peralatan. peralatan ini digunakan
untuk efek tipuan, seperti menurunkan seorang aktor dari atas ke
panggung. Para pemain pegeant memainkan satu adegan dari kisah
dalam Alkitab, lalu berjalan lagi. Pegeant lain dari aktor-aktor lain
untuk adegan berikutnya, menggantikannya. Aktor-aktor pegeant seringkali
adalah para perajin setempat yang memainkan adegan yag menunjukan keahlian
mereka.Orang berkerumun untuk menyaksikan drama pegeant religius di
Eropa. drama ini populer karena pemainnya berbicara dalam bahasa sehari-hari,
bukan bahasa Latin yang merupakan bahasa resmi gereja-gereja Kristen.
Ciri-ciri
teater abad Pertengahan
adalah sebagai berikut:
§ Drama dimainkan oleh aktor-aktor yang
belajar di universitas sehingga dikaitkan dengan masalah filsafat dan agama.
§ Aktor bermain di panggung di atas
kereta yang bisa dibawa berkeliling menyusuri jalanan
§ Lirik-lirik dialog drama menggunakan
dialek atau bahasa
§ Drama banyak disispi cerita
kepahlawanan yang dibumbui cerita percintaan.
§ Drama diaminkan di tempat umum dengan
memeungut bayaran.
§ Drama tidak memiliki nama pengarang
Sumber ; http://nolteater.blogspot.co.id/2012/09/asal-mula-teater-waktu-dan-tempat_28.html
5. Menjelaskan
teater zaman renaissance
· Teater Zaman Renaisance Di Ingggris (th. 1500 M – th.1700 M)
Kejayaan teater di zaman Yunani kuno lahir kembali di zaman Renaissance di Inggris. Disana muncul dramawan-dramawan besar seperti yang paling terkenal hingga sekarang adalah Williams yang lahir pada tahun 1564 dan wafat pada tahun 1616). Beberapa karyanya diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, di antaranya; Romeo & Juliet, Hamlet, Prahara, Machbeth, dll.
· Teater Zaman Renaisance Di Perancins (th. 1500 M – th.1700 M)
Bangsa Perancis juga tidak
ketinggalan, mereka mengambil hikmah dari kejayaan teater Yunani kuno. Mereka
menamakannya sebagai “neo klasik” yang berarti klasik baru. Di mana mereka
kemudian memberi jiwa baru kepada gaya klasik Yunani kuno. Yaitu gaya yang
lebih halus, anggun dan mewah. Di zaman itu muncullah Moliere yang lahir pada
tahun 1622 M dan wafat pada tahun 1673 M.
Sebagaimana Williams Shakespeare, Moliere juga mengarang dan mementaskan hasil karyanya sendiri, sekaligus menjadi pemeran utamanya. Beberapa karya Moliere juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya: Dokter Gadungan, Si Bakhil, Akal Bulus Scapin, dan lain-lain.
Sebagaimana Williams Shakespeare, Moliere juga mengarang dan mementaskan hasil karyanya sendiri, sekaligus menjadi pemeran utamanya. Beberapa karya Moliere juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya: Dokter Gadungan, Si Bakhil, Akal Bulus Scapin, dan lain-lain.
Sumber ; http://sma-senibudaya.blogspot.co.id/2014/09/teater-zaman-renaisance-di-ingggris-dan.html
Teater Zaman
Elizabeth
Pada tahun 1576, selama pemerintahan
Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris.
Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk dihampir
seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung
sejenis dibangun disekitarnya.salah satunya yang disebut Globe, gedung teater
ini bisa menampung 3.000 penonton. Penonton yang mampu membeli tiket duduk di
sisi-sisi panggung. Mereka yang tidak mampu membeli tiket berdiri di sekitar
panggung.
Globe mementaskan drama-drama karya
William Shakespeare, penulis drama terkenal dari inggris yang hidup dari tahun
1564 sampai tahun1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis
drama. Ia biasanya menulis dalam bentuk puisi atau sajak. Beberapa ceritanya
melakukan monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan
gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ia menulis 37 drama dengan berbagai
tema, mulai dari pembunuhan dan perang sampai cinta dan kecemburuan. Ciri-ciri
teater zaman Elizabeth adalah
§ Pertunjukan dilaksanakan sian g hari
dan tidak mengenal waktu istirahat.
§ Tempat adegan ditandai dengan ucapan
dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
§ Tokoh wanita dimainkan oleh pemain
anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
§ Penontonya berbagai lapisan masyarakat
dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
§ Menggunakan naskah lakon.
§ Corak pertunjukannya merupakan
perpaduan antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang
keklasik-klasikan.
Sumber ; http://nolteater.blogspot.co.id/2012/09/asal-mula-teater-waktu-dan-tempat_28.html
7. Menjelaskan
teater abad 17
Teater
abad 17 di Spanyol dan Perancis
Drama-drama
agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol
dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira-kira tahun
1400 maka drama dijadikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas
jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya
drama agama berkembang di Spanyol.Gereja sangat berperan dalam
pengembangan drama. Pertunjukan yang berkembang adalah Autos Sacramentales
dengan ciri ciri antara lain:
- Tokoh-tokoh dalam cerita adalah tokoh simbolik, misalnya si Dosa, Si Bijaksana dipertemukan dengan tokoh supranatural dan manusia biasa dengan cerita berdasarkan kehidupan sekuler maupun ajaran-ajaran gereja.
- Dipertunjukkan di atas kereta kuda (2 tingkat) yang dinamai carros. Kereta-kereta kuda tadi juga membawa setting.
- Pertunjukan dilakukan oleh rombongan profesional yang selalu berhubungan dengan gereja
- Pertunjukannya selalu diselingi tarian dan interlude Farce pendek.
Unsur
Farce berdampak masuknya sekularisme dalam drama Autos dan berakibat
gereja melarang Autos pada tahun 1765 karena merajalelanya semangat Farce
dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama.
Drama
di luar gereja yaitu drama sekuler juga berkembang pesat. Pada tahun 1579
telah berdiri gedung permanen di Madrid. Bentuk gedung teater ini mirip dengan
Elizabethan di Inggris. Pelopor drama sekuler di Spanyol ialah lope de
rueda (1510-1565). Ia dramawan, aktor dan produsen yang mendirikan
gedung teater permanen di Spanyol. Tetapi profesionalisme dalam teater
baru berkembang setelah kematiannya tahun 1580-an
.
Pada
abad 17 Teater di Perancis menjadi penerus teater abad pertengahan,
yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial dan
ritual kemasyarakatan. terdapat kecenderungan menulis naskah yang menggabungkan
drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir
kaum terpelajar. Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrim dalam mengembangkan
bentuk baru tragedi klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat,
dan santun. Lahirlah Klasisme baru atau neo klasik yang memiliki konvensi
sebagai berikut:
- Mengikuti dan memahami konsep pembuatan naskah klasik,
- Menjaga kemurnian tipe drama,
- Setia kepada kaidah klasik,
- Berorientasi pada fungsi drama,
- Menitikberatkan pada konsep tentang kebenaran dan moral kebaikan,
- Setia kepada keutuhan waktu, tempat, dan peristiwa,
- Hanya mengakui dua bentuk drama yaitu tragedi dan komedi,
· Konsep
Neoklasik mengajarkan tentang kebenaran.
Sumber
; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/
8. Menjelaskan
teater zaman restorasi
Teater
Restorasi di Inggris
Zaman
restorasi adalah zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah
kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater. Segala bentuk teater dilarang.Namun
setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali teater. Adapun
ciri- ciri teater pada zaman restorasi adalah:
- Tema cerita bersifat umum dan penonton sudah mengenalnya.
- Tokoh wanita diperankan oleh Pemain wanita
- Penonton tidak lagi semua lapisan masyarakat, tetapi hanya kaum menengah dan kaum atasan,
- Gedung teater mencontoh gaya Italia.
- Pertunjukan diselenggarakan di gedung proscenium diperluas dengan menambah area yangdisebut apron.sehingga terjadi komunikasi yang intim antara pemain dan penonton. .
- Setting panggung bergambar perspektif dan lebih bercorak umum, misalnya taman atau istana.
Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/
9. Menjelaskan
teater abad 18
Teater Abad 18
Di abad ke 17, teater Italia memiliki
struktur-struktur bangunan dan panggung-panggung arsitektural.
Panggung-panggung itu dihiasi setting-setting perspektif yang dilukis.Letak panggung dipisahkan dengan
auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak terdapat
pemain wanita dalam pementasan teater mereka. Tradisi tersebut
berlangsung sampai kira-kira 1587. Di abad ke 17, perusahaan-perusahaan seni
peran Perancis dan Inggris mulai menambahkan wanita ke dalam
rombongan-rombongan pertunjukan mereka. Di Amerika, teater kolonial baru mulai
muncul. Mereka menggunakan sandiwara-sandiwara dan aktor-aktor Inggris. Abad ke
18 adalah masa agung pertama teater untuk kaum bangsawan.
Pada abad 18 teater di Perancis dimonopoli oleh
pemerintah dengan Comedie Francaise-nya. Secara tetap mereka mementaskan komedi
dan tragedi, sedangkan bentuk opera, drama pendek dan burlesque dipentaskan
oleh rombongan teater Italia : Comedie Italienne yang biasanya mementaskan di
pasar-pasar malam. Sampai akhir abad XVIII Perancis menjadi pusat kebudayaan
Eropa. Drama Perancis yang neoklasik menjadi model di seluruh Eropa.
Kecenderungan neoklasik menjalar ke seluruh Eropa.
Selama abad18 Italia berusaha mempertahankan
bentuk Commedia Dell’arte. Penulis besarnya ialah Carlo Goldoni. Karya-karyanya
berupa komedi yang kebanyakan agak sentimental tetapi tergolong bermutu.
Penulis naskah yang lain adalah Carlo Gozzi. Ia tidak meneruskan tradisi
dell’arte tetapi menciptakan sendiri komedi-komedi fantasi dengan adegan-adegan
penuh improvisasi. Commedia dell’arte sendiri mulai merosot dan tidak populer
di Italia pada akhir abad XVIII. Sedang dalam tragedi, penulis Italia abad itu
yang menonjol hanya Vittorio Alfieri.
Teater di Jerman sudah berkembang pada zaman
Renaissance (1500-1600) meskipun dalam bentuk yang belum sempurna, inilah
sebabnya teater Jerman tak berbicara banyak di Eropa sampai tahun 1725. Teater
Jerman dengan model Comedie Francaise, menciptakan suatu organisasi
teater paling baik di Eropa pada akhir abad XVIII sejak itu gerakan teater
Jerman berpaling dari ide neoklasik kepada aliran romantik.
Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/
10. Menjelaskan
teater awal abad 19
Teater Awal Abad ke 19
Drama
Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik
dan terjadinya peristiwa revolusi Perancis . Revolusi perancis — yang berhasil
mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat Perancis –menghadirkan gerakan baru
di dunia teater yang mendorong terciptanya formula penulisan tema dan penokohan
dalam naskah lakon.
Ciri-ciri pertunjukan teater Romantik adalah:
- menggunakan naskah dengan struktur yang bersifat longgar dengan karakter tokoh yang berubah-ubah di setiap episode. Setiap bagian
- Plot cerita memiliki episodenya sendiri (plot episodik)
- Inti cerita adalah masalah kebebasan . Memberontak pada fakta dan aturan yang bersifat klasik.
- Membawakan cerita kesejarahan yang memuat adegan perang, pemberontakan, pembakaran istana, perang tanding dan sebagainya.
- Panggung dihiasi dengan gambar-gambar yang sangat indah.
- Setting perspektif diganti dengan lukisan untuk layar sayap panggung dan sayap belakang dan bentuk skeneri ditampilkan bergantian.
Di
awal abad ke 19, sebuah pergerakan teater besar yang dikenal dengan Romantik mulai berlangsung di
Jerman. August Wilhelm Schlegel
adalah seorang penulis Roman Jerman yang menganggap Shakespeare adalah salah
satu dari pengarang naskah lakobn terbesar dan menerjemahkan 17 dari naskah
lakonnya. Penggemar besar Shakespeare lain adalah Ludwig Tiecky yang sangat berperan dalam
memperkenalkan karya-karya Shakespeare kepada orang-orang Jerman. Salah satu
lakon tragedinya adalah Kaiser
Octaveous. Pengarang Jerman lainnya di awal abad ke 19 antara lain,
Henrich von Kleist
yang dikenal sebagai penulis lakon terbaik jaman itu, Christian Grabbe yang menulis Don Jaun dan Faust, Franz Grillparzer
yang dipandang sebagai penulis lakon serius pertama Austria, dan George
Buchner yang menulis Danton’s
Death dan Leoce & Lena.
Di
Inggris, pergerakan Romantik dipicu oleh naskah lakon karya Samuel Taylor
Coleridge, Henry James Byron, Percy Bysshe Shelley, dan John Keats. Dengan
naskah lakon seperti, Remorse karya
Coleridge, Marino Fanceiro
karya Byron, dan The Cinci karya
Shelley. Inggris menjadi berpengaruh kuat dalam mempopulerkan aliran Romantik.
Di Perancis, Victor Hugo menulis Hernani
( tahun 1830) . The
Moor of Venice adalah
naskah lakon yang ditulis oleh Alfred de Vigny yang merupakan
adaptasi Othello.
Alexandre Dumas pere menulis
lakon Henri III and his Court dan
Christine . Alfred de
Musset menulislakon A Venician
Night dan No Trifling
With Love.
Sumber
; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/
11. Menjelaskan
teater abad 19
Teater Abad 19 dan Realisme
Banyak
perubahan terjadi di Eropa pada abad ke 19. karena Revolusi
Industri. Orang-orang berkelas pindah ke kota dan teater pun mulai
berubah. Bentuk-bentuk baru teater diciptakan untuk pekerja industri seperti Vaudeville (aksi-aksi seperti
rutinitas lagu dan tari), Berlesque
(karya-karya drama yang membuat subyek nampak menggelikan), dan melodrama (melebih-lebihkan
karakter dalam konflik – pahlawan vs penjahat). Sandiwara-sandiwara romantis
dan kebangkitan klasik dimainkan di gedung teater-teater yang megah pada
masa itu. Amerika Serikat masih mengandalkan gaya teater dan lakon Eropa.
Di tahun 1820, lilin-lilin dan lampu-lampu minyak digantikan oleh lampu-lampu
gas di gedung- gedung teater abad 19. Gedung Teater Savoy di London (1881) yang mementaskan
drama- drama Shakespeare adalah gedung teater pertama yang
panggungnya diterangi lampu listrik.
Pada
abad 19 di Inggris sebuah drama
kloset atau naskah lakon yang sepenuhnya tidak dapat dipentaskan
bermunculan. Tercatat nama-nama penulis drama
kloset, seperti Wordswoth, Coleridge, Byron, Shelley,
Swinburne, Browning, dan Tennyson. Baru pada akhir abad 19 teater di
Inggris juga menunjukkan tanda-tanda kehidupan dengan munculnya Henry Arthur
Jones, Sir Arthur Wing Pinero, dan Oscar Wilde. Juga terlihat
kebangkitan pergerakan teater independen yang menjadi perintis pergerakan
“Teater Kecil”
yang nanti di abad ke 20 tersebar luas, misalnyai Theatre Libre Paris, Die Freie Buhne Berlin, independent Theater London dan Miss Horniman’s Theater
Manchester yang mana Ibsen, Strindberg, Bjornson, Yeats, Shaw, Hauptmann dan Synge mulai dikenal
masyarakat. Selama akhir abad 19 di Jerman muncul dua penulis lakon
kaliber internasional yaitu Hauptmann dan Sudermann. Seorang doktor
Viennese, Arthur Schnitzler, menjadi dikenal luas di luar tempat asalnya
Austria dengan naskah lakon yang ringan dan menyenangkan berjudul Anatol. Di Perancis, Brieux
menjadi perintis teater realistis
dan klinis. Belgia
menghasilkan Maeterlinck. Di Paris, Cyrano
de Bergerac, karya Edmond Rostand. Sementara itu di Italia Giacosa
menulis lakon terbaiknya yang banyak dikenal, As the Leaves, dan mengarang syair-syair untuk
opera, La Boheme, Tosca, dan
Madame Butterfly.
Verga menulis In the Porter’s
Lodge, The Fox Hunt, dan Cavalleria
Rusticana, yang juga lebih dikenal melalui opera Muscagni;.Penulis lakon
Italia abad 19 yang paling terkenal adalah, Gabriel d’Annunzio, Luigi
Pirandello dan Sem Benelli dengan lakon berjudul Supper of Jokes yang dikenal di
Inggris dan Amerika sebagai The
Jest. Bennelli dengan lakon Love of the Three Kings-nya dikenal di luar Italia
dalam bentuk opera. Di Spanyol Jose Echegaray menulis The World and His Wife; Jose
Benavente
dengan
karyanya Passion Flower dan
Bonds of Interest
dipentaskan di Amerika; dan Sierra bersaudara dengan naskah lakon Cradle Song menjadi
penghubung abad ke 19 dan 20, seperti halnya Shaw, Glasworthy, dan
Barrie di Inggris, serta Lady Augusta Gregory dan W.B. Yeats di Irlandia.
Sampai
abad 19 teater di Amerika dikuasai oleh “Stock
Company” dengan sistem bintang. Sebuah rombongan drama lengkap
dengan peralatannya serta bintang-bintangnya mengadakan perjalanan keliling.
Dengan dibangunnya jaringan kereta api Stock
Company makin berkembang (1870). Namun akibatnya juga bahwa seni
Teater tersebar luar di seluruh Amerika. Maka muncullah teater-teater lokal.
Stock company lenyap sekitar tahun 1900. Sindikat teater berkuasa di Amerika
dari tahun 1896-1915. Realisme menguasai panggung-panggung teater Amerika
pada Abad 19. Usaha melukiskan kehidupan nyata secara teliti dan detail
ini dimulai dengan pementasan-pementasan naskah-naskah sejarah. Setting dan
kostum diusahakan sepersis mungkin dengan zaman cerita. Charles Kenble dalam
memproduksi “king john”
tahun 1823 (naskah Shakespeare) mengusahakan ketepatan sampai hal-hal yang
detail.
Zaman
Realisme yang lahir pada penghujung abad 19 dapat dijadikan landas pacu
lahirnya seni teater modern di barat. Penanda yang kuat adalah timbulnya
gagasan untuk mementaskan lakon kehidupan di atas pentas dan menyajikannya
seolah peristiwa itu terjadi secara nyata. Gagasan ini melahirkan konvensi baru
dan mengubah konvensi lama yang lebih menampilkan seni teater sebagai sebuah
pertunjukan yang memang dikhususkan untuk penonton. Tidak ada lagi pamer
keindahan bentuk akting dan puitika kata-kata dalam Realisme. Semua ditampilkan
apa adanya seperti sebuah kenyataan kehidupan.
Diiringi
dengan perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung artistik
pentas, Realisme menjadi primadona di dunia barat. Seni teater yang
menghadirkan penggal kenyataan hidup di atas pentas ini begitu membius penggemarnya.
Para penonton dibuat terhanyut dan larut dalam cerita-cerita yang dimainkan.
Pesona semacam ini membuat Realisme begitu berpengaruh dalam waktu yang cukup
lama.
Sumber
; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/
12. Menjelaskan
teater realisme
Realisme pada umumnya adalah aliran
seni yang berusaha untuk mencapai kenyataan dengan ilusi, tentu saja
pengambaran kenyataan dalam sebuah seni belum pasti sama dengan yang nyata,
kejadian yang sebenarnya terjadi bertahun-tahun namun digambarkan beberapa jam
saja, harus berfantasi dan memilih isi-isi pokok-pokok yang penting, melalui
karya seorang yang aliran realis mencapai pokok-pokok pada suatu kenyataan yang
terjadi meski tidak terlihat seperti kenyataan, drama realis tidak hanya
memberikan hiburan-hiburan melulu, tetapi membebaskan problem-problem suatu
masa.
Realisme terbagi atas
dua macam seperti:
-Realisme sosial
Biasanya problem social dan
phisikologis saling mempengaruhi dan jarang dipisahkan, namun dalam drama
realistis masalah social dapat dipisahkan dari masalah phisikologis.
Ciri-cirinya:
1.Peran utama
biasanya rakyat jelata.
2.aktingnya wajar
seperti yang dilihat dalam hidup keseharian tidak patetis.
Realisme social
sering disebut realisme murni atau naturalisme yang apa adanya, perbedaan
keduanya yaitu realisme social bernada optimistis, namun dalam pengembangan drama
realisme aliran naturalisme kehilangan pengaruhnya.
-realisme psikologis
Ciri-ciri aliran
realisme psikologis yaitu:
1.pemain ditekankan
pada peristiwa-peristiwa intern/unsur-unsur kejiwaan.
2.secara teknis
segala perhatian di arahkan pada akting yang wajar dan tekanan intonasi yang
tepat.
3.suasana digambarkan
dengan mengunakan perlambang.
13. Menjelaskan
teater abad 20
Teater Abad 20
Teater
telah berubah selama ber -abad-abad. Gedung-gedung pertunjukan modern memiliki
efek-efek khusus dan teknologi baru. Orang datang ke gedung pertunjukan
tidak hanya untuk menyaksikan teater melainkan juga untuk menikmati
musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal-hal baru. Rancangan-rancangan
panggung termasuk pengaturan panggung arena, atau yang kita sebut saat ini,
Teater di Tengah-Tengah Gedung. Dewasa ini, beberapa cara untuk
mengekspresikan karakter-karakter berbeda dalam pertunjukan-pertunjukan
(disamping nada suara) dapat melalui musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek
elektronik. Gaya-gaya pertunjukan realistis dan eksperimental ditemukan dalam
teater Amerika saat ini.
Seiring
dengan perkembangan waktu. Kualitas pertunjukan Realis oleh beberapa seniman
dianggap semakin menurun dan membosankan. Hal ini memdorong para pemikir teater
untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah
ada. Wilayah jelajah artisitk dibuka selebar-lebarnya untuk kemungkinan
perkembangan bentuk pementasan seni teater. Dengan semangat melawan pesona Realisme,
para seniman mencari bentuk pertunjukannya sendiri. Pada awal abad 20 inilah
istilah teater Eksperimental berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari
sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tidak jarang
usaha mereka berhasil dan mampu memberikan pengaruh seperti gaya; Simbolisme,
Surealisme, Epik, dan Absurd. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti
pada produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang
dilakukan oleh seniman teater modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha
tersebut mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna
keindahan.
Sumber ; https://etno06.wordpress.com/2010/01/13/sejarah-singkat-teater-barat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar